• Mejeng Full Tim Undip, Brontosaurus_EWS_kus
  • Numpang nampang DAGO Bandung
  • Photo dulu di depan gedung Pusat Robotika ITS Surabaya
  • Jalan - jalan, ngaplow, kongkow bareng :p

Jumat, 21 Juni 2013

Mini Beetle Quadcopter WL V929

Mini Beetle Quadcopter  WL V929 (Blue)
Hoho akhirnya update juga setelah sebulan dapet mainan baru (mini quadcopter) ampe lupa ngebloging info - info terbaru. Berhubung lagi hot-hotnya mainan mini quadcopter, posting tentang ini aja ah.  Posting  ini cocok buat yang pengen tahu atau mau nyoba - nyoba aeromodelling kategori rotary wing selain model heli. Sebenarnya banyak model rotary wing dari tipe helicopter, gyrocopter, tricopter,  quadcopter, dan lainnya dengan berbagai macam karakteristiknya. Pada kesempatan kali ini akan saya coba review mainan buatan "Negeri Panda" ( jangan pikirin kalau yang bikin mainan para panda ya Hehe) oleh perusahaan WLTOYS, dengan produk Mini Beetle Quadcopter  versi WL V929. Ingin tahu repiew dari ane gan? Ikuti  terus posting berikut ini..

Senin, 03 Juni 2013

Hobby Aeromodelling

Akhirnya sempet update juga soal hobby baru ane. Hehe..Ini dia hobby yang baru saya tekuni di awal tahun 2013 tentang Aeromodelling. Awalnya tertarik sama hal beginian karena seneng aja lihat benda - benda yang bisa melayang - layang di udara. Selain itu juga karena berhubungan dengan tugas akhir kuliah saya jadi mau gak mau harus seneng ama Aermod. Dalam posting ini saya akan berbagi ke temen - temen mengeanai apa sih Aeromodelling itu? Hal ini menurut pendapat saya dari sudut pandang newbie yang baru aja berkecimpung di dunia ini. Berikut ini laporan dari saya :

Penjelasan Umum

Aeromodelling terdiri dari dua kata yaitu Aero (Udara) dan Modell ( Bentuk model, tiruan,  atau percontohan). Secara singkat dapat digabungkan menjadi bentuk atau model tiruan dari benda - benda yang dapat mengudara. 

"Aeromodelling adalah suatu kegiatan yang mempergunakan sarana miniatur (model) pesawat terbang untuk tujuan rekreasi, edukasi dan olah raga." ( wikipedia)

"Aeromodelling adalah pesawat model yang lebih berat dari udara dengan ukuran-ukuran terbatas, baik bermotor atau tidak yang tak dapat diawaki oleh manusia."

Aermod dibagi mejadi dua jenis yaitu 
  • Model Miniatur : Hanya berupa miniatur pesawat tanpa mesin atau motor penggerak dengan skala perbandingan tertentu yang dibuat menyerupai bentuk aslinya. Biasanya terbuat dari resin, fiber glass, kayu, dan bahan material lain. Miniatur dibuat sebagai hiasan, koleksi, dll.
  • Model Terbang : Berupa miniatur dari pesawat baik itu dengan sayap tetap ( fixed wing) atau sayap berputar ( rotary wing ) yang dilengkapi dengan mesin atau motor penggerak dengan sumber daya energi tertentu ( bahan bakar atau baterai) yang digerakkan oleh seseorang sehingga menyerupai pergerakan model aslinya namun dengan ukuran yang lebih kecil.
Sekarang ini perkembangan Aeromodelling jenis Model Terbang sangat pesat. Dari munculnya berbagai jenis model yang dikembangkan dari jenis pesawat aslinya dari jenis glider, fixed wing, helicopter, multirotor, dll.

Perkembangan Aeromodelling di Dunia 



Artikel : FAI
At the start of the 20th Century, the pioneering flights of pilots such as Clement Ader, the Wright Brothers and Santos-Dumont, the proliferation of aeronautical competitions, and increasingly rapid technological advances marked the real birth of the modern aviation era.

A small group of men recognized the growing need for an international federation to coordinate and give direction to the rapidly growing aeronautical activity.

On 10 June 1905, Count Henri de la Vaulx, Vice President of the Aero Club of France, Major Moedebeck of the German Airship League and Fernand Jacobs, President of the Aero Club of Belgium, gave a presentation to the Olympic Congress of Brussels on their proposal for a "Fédération Aéronautique Internationale". The delegates received the idea warmly, and in token of its support the Olympic Congress adopted thefollowing resolution:"This Congress, recognizing the special importance of aeronautics, expresses the desire that in each country, there be created an Association for regulating the sport of flying and that thereafter there be formed a Universal Aeronautical Federation to regulate the various aviation meetings and advance the science and sport of Aeronautics."

On 12 October 1905, an international aeronautical conference was convened in Paris. After two days of debate, the representatives of Belgium, France, Germany, Great Britain, Italy, Spain, Switzerland and the USA adopted the entire package of proposed Statutes. The Fédération Aéronautique Internationale was founded on 14 October 1905. From its inception, the FAI defined its principal aims as being to"methodically catalogue the best performances achieved, so that they be known to everybody; to identify their distinguishing features so as to permit comparisons to be made; and to verify evidence and thus ensure that record-holders have undisputed claims to their titles." The statutes also specified that each body holding sporting powers (i.e. the national members of FAI) should retain full and autonomous control over its own affairs.

More than 100 years old, faithful to the decisions of its founding fathers, but also because the principles then established remain valid, the FAI's Statutes still reflect the objectives defined in 1905.

However, the appearance of new technologies and modern equipment, and the birth of entirely new air sport disciplines have meant that the FAI's sphere of involvement has broadened - and continues to expand. New objectives are adopted to reflect developments in society and in the aspirations of those who practice air sports.

An international, non-profit-making, non-governmental organisation, the FAI's main aim is the development throughout the world of sport aviation and astronautical activities.

The current statutes describe in detail its specific objectives:
to make evident the essentially international spirit of aeronautics as a powerful instrument for bringing all people closer in mutual understanding and friendship regardless of political, racial or religious considerations, thereby helping to create international good will and thus build a better and more peaceful world;
to bring together the air sports men and women of the world in international competition;
to educate young people through sport in a spirit of mutual understanding and friendship;
to coordinate its Members' separate efforts to further aeronautics and astronautics throughout the world;
to protect and safeguard the interests of its Members in the use of air space;
to provide a forum for the exchange of information and discussion of mutual problems with other elements of civil aeronautics.

Perkembangan Aeromodelling di Indonesia 


Artikel :FASI, Yan Fajar Azwar 2006
Olahraga Aeromodelling merupakan olahraga Dirgantara yang tumbuh bersama-sama dengan dunia penerbangan baik sipil maupun militer. Di Indonesia pertama kali timbul di lingkungan TNI - AU melalui Kepanduan Pramuka Dirgantara.

Kegiatan pembuatan pesawat model ini dimulai sejak tahun 1946 bersamaan dengan dirintisnya pembuatan pesawat layang pertama di Yogyakarta ( Aeromodeller dan Pandu Udara ) dan berkembang ke kota-kota besar, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Surakarta.

Untuk menampung peminat yang makin banyak maka AURI ( TNI AU ) memberikan wadah "BIRO AERO CLUB" yang dibina oleh Kapten G. Reuneker, dan untuk pertama kalinya diadakan perlombaan pada tanggal 27 Januari 1952 di Pangkalan Udara Cililitan / Halim Perdanakusuma Jakarta yang diikuti Club-Club Aeromodelling kota-kota di Jawa, Sumatera, Kalimantan.

Pada 9 April 1953 Biro Aero Club membuka kursus Aeromodelling di Jakarta yang mendapat perhatian besar dari masyarakat. Menyusul perlombaan selanjutnya pada tanggal 17 Mei 1954, yang diikuti oleh Aero Club Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, Banjarmasin, Makasar, Ambon dan perlombaan ini dilaksanakan setiap tahun.

Juni 1954 untuk pertama kalinya diadakan perkemahan Pandu Udara di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma yang dihadiri oleh 80 Pandu Udara dari seluruh Indonesia. Di dalam perkemahan ini dilaksanakan perlombaan kedirgantaraan. Perlombaan ini merupakan percobaan jajak pendapat untuk melihat animo masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk mendidik pelatih-pelatih khusus hingga pada tahun 1955 telah tercatat 35.000 anggota Pandu Udara di seluruh Indonesia.

Kegiatan Aero Club mulai nampak dengan berdirinya Aero Club di kota-kota besar antara lain : Aviantara di Bandung, Jakarta Aero Club di Jakarta, Pemudara dan Yan Debrito di Yogyakarta, Surakarta Aero Club di Surakarta, Malang Aero Club di Malang.

Perlombaan tahun 1957, bagi pemenang / juara perlombaan dipilih untuk dikirim ke Yugoslavia mengikuti pendidikan Terbang Layang.Tahun 1960 TNI AU bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ( P&K ) menyelenggarakan pendidikan Kursus Aeromodelling dan Peroketan (K.A.P) bertempat di Wing Pendidikan 04 Lanud Adi Sumarno.

Pendidikan K.A.P ini diikuti oleh siswa-siswa daerah, baik anggota TNI, Sipil TNI, Guru maupun Pramuka. K.A.P berjalan sampai beberapa periode. Dari hasil pendidikan K.A.P tumbuh masukan-masukan / usul-usul daerah untuk menghimpun perkumpulan-perkumpulan / club-club Aeromodelling dalam satu organisasi.

Dari masukan-masukan / usulan-usulan, Letnan Suhartono ( Kepala Kursus Aeromodelling dan Peroketan ) memprakarsai untuk mengadakan pertemuan membahas organisasi Aeromodelling.

Tahun 1962 di Hotel Merdeka Solo terlaksana diselenggarakan Rapat Rencana Pembentukan Organisasi Aeromodelling, yang dipimpin oleh Letnan Suhartono.

Dari hasil rapat disepakati terbentuknya Organisasi Aeromodelling dengan nama Federasi Aeromodelling Seluruh Indonesia disingkat FASI, yang kemudian nama FASI dijadikan nama dari induk seluruh cabang olahraga dirgantara di Indonesia. Sebagai pusat Organisasi adalah kota Solo di Skadik 011 Wing pendidikan 04, khususnya dalam mengembangkan olahraga dirgantara dikalangan Pramuka.

Pada tahun 1966 telah diadakan kerjasama antara kwartir nasional Gerakan Pramuka dengan kepala staf TNI Angkatan Udara, dengan membentuk satuan karya Dirgantara / Kompi-Kompi Pramuka Angkasa dengan menyelenggarakan pendidikan diantaranya Aeromodelling. Dalam upacara pembukaannya ditandai dengan demonstrasi Aeromodelling, Terbang Layang, Terjun Payung, Pesawat Bermotor serta peluncuran Roket yang diselenggarakan di Pulo Mas dengan Inspektur Upacara Bung Karno.

Untuk tinggal landas digunakan jalan By Pass sebagai landasan pesawat terbang layang dengan pesawat penarik AUSTER dan di Senayan Jakarta. Tanggal 10 s/d 20 November 1968 diselenggarakan Loka Karya Nasional Pramuka dengan ANUDIRGA ( Andalan Nasionala Urusan Dirgantara ) Bapak Kardono di Jakarta ( Halim Perdanakusuma ).

Olahraga Aeromodelling ini dilombakan baik tingkat nasional, regional maupun internasional. Sejak tahun 1978 olahraga ini sebagai cabang yang dilombakan ekshibisi di PON ( Pekan Olahraga Nasional ) sampai PON XI 1981. Namun pada PON XII tahun 1989 cabang olahraga Aeromodelling tidak lagi diperlombakan / dipertandingkan. Kemudian pada tahun 2000 mulai lagi dilombakan dalam PON XV di Jawa Timur. Selain melaksanakan / mengikuti lomba Aeromodelling juga mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan PB FASI seperti Jambore Aero Sport, Safari FASI dan lainnya.